Sabtu, 06 Juni 2015

PLACENTA PREVIA

ETIOLOGY PLACENTA PREVIA
Penyebab secara pasti belum diketahui dengan jelas. Menurut beberapa pendapat para ahli, penyebab plasenta previa yaitu :
a.       Menurut Manuaba (1998), plasenta previa merupakan implantasi di segmen bawah rahim dapat disebabkan oleh endometrium di fundus uteri belum siap menerima implantasi, endometrium yang tipis sehingga diperlukan perluasaan plasenta untuk mampu memberikan nutrisi pada janin, dan vili korealis pada chorion leave yang persisten.
b.      Menurut Mansjoer (2001), etiologi plasenta previa belum diketahui pasti tetapi meningkat pada grademultipara, primigravida tua, bekas section sesarea, bekas operasi, kelainan janin dan leiomioma uteri.

KLASIFIKASI PLACENTA PREVIA


KOMPLIKASI PLACENTA PREVIA :
a.       Komplikasi pada ibu, antara lain : perdarahan tambahan saat operasi menembus plasenta dengan inersio di depan., infeksi karena anemia, robekan implantasi plasenta di bagian belakang segmen bawah rahim, terjadinya ruptura uteri karena susunan jaringan rapuh dan sulit diketahui.
b.      Komplikasi pada janin, antara lain : prematuritas dengan morbiditas dan mortalitas tinggi, mudah infeksi karena anemia disertai daya tahan rendah, asfiksia intrauterine sampai dengan kematian.

Menurut Chalik (2002), ada tiga komplikasi yang bisa terjadi pada ibu dan janin antara lain:
a.       Terbentuknya segmen bawah rahim secara bertahap terjadilah pelepasan tapak plasenta dari insersi sehingga terjadi lah perdarahan yang tidak dapat dicegah berulang kali, penderita anemia dan syok.
b.      Plasenta yang berimplantasi di segmen bawah rahim tipis sehingga dengan mudah jaringan trpoblas infasi menerobos ke dalam miometrium bahkan ke parametrium dan menjadi sebab dari kejadian placenta akreta dan mungkin inkerta.
c.       Servik dan segmen bawah raim yangrapuh dan kaya akan pembuluh darah sangat potensial untuk robek disertai oleh perdarahan yang banyak menyebabkan mortalitas ibu dan perinatal.

SOLUSIO PLACENTA


KLASIFIKASI SOLUSIO PLACENTA

1)         Klasifikasi dari solusio plasenta adalah sebagai berikut:
a.       Solusio plasenta parsialis : bila hanya sebagian saja plasenta terlepas dari tempat perlengkatannya.
b.      Solusio plasenta totalis ( komplek ) : bila seluruh plasenta sudah terlepas dari tempat perlengketannya.
c.       Prolapsus plasenta : kadang-kadang plasenta ini turun ke bawah dan dapat teraba pada pemeriksaan dalam.

2)         Solusio plasenta di bagi menurut tingkat gejala klinik yaitu :
a.       Kelas 0 : asimptomatik
Diagnosis ditegakkan secara retrospektif dengan menemukan hematoma atau daerah yang mengalami pendesakan pada plasenta. Rupture sinus marginal juga dimasukkan dalam kategori ini.

b.      Kelas 1 : gejala klinis ringan dan terdapat hampir 48 % kasus.
-          Solusio plasenta ringan yaitu : rupture sinus marginalis atau terlepasnya sebagian kecil plasenta yang tidak berdarah banyak,sama sekali tidak mempengaruhi keadaan ibu atau janinnya.
-          Gejala : perdarahan pervaginam yang berwarna kehitam-hitaman dan sedikit sekali bahkan tidak ada,perut terasa agak sakit terus-menerus agak tegang,tekanan darah dan denyut jantung maternal normal,tidak ada koagulopati,dan tidak ditemukan tanda-tanda fetal distress.

c.       Kelas II : gejala klinik sedang dan terdapat hampir 27% kasus.
-          Solusio plasenta sedang dalam hal ini plasenta telah lebih dari seperempatnya tetapi belum sampai dua pertiga luas permukaannya.
-          Gejala : perdarahan pervaginan yang berwarna kehitam-hitaman,perut mendadak sakit terus-menerus dan tidak lama kemudian disusul dengan perdarahan pervaginam walaupun tampak sedikit tapi kemungkinan lebih banyak perdarahan di dalam,didinding uterus teraba terus-menerus dan nyeri tekan sehingga bagian bagian janin sulit diraba,apabila janin masih hidup bunyi jantung sukar di dengar dengan stetoskop biasa harus dengan stetoskop ultrasonic,terdapat fetal distress,dan hipofibrinogenemi (150 – 250 % mg/dl).

d.      Kelas III : gejala berat dan terdapat hampir 24% kasus.
-          Solusio plasenta berat,plasenta lebih dari dua pertiga permukaannya,terjadinya sangat tiba-tiba biasanya ibu masuk syok dan janinnya telah meninggal.
-          Gejala : ibu telah masuk dalam keadaan syok,dan kemungkinan janin telah meninggal,uterus sangat tegang seperti papan dan sangat nyeri,perdarahan pervaginam tampaknya tidak sesuai dengan keadaan syok ibu,perdarahan pervaginam mungkin belum sempat terjadi besar kemungkinan telah terjadi kelainan pembekuan darah dan kelainan ginjal,hipofibrinogenemi (< 150 mg/dl)

3)         Berdasarkan ada atau tidaknya perdarahan pervaginam
a.       Solusio plasenta ringan : Perdarahan pervaginam <100 -200 cc.
b.      Solusio plasenta sedang : Perdarahan pervaginam > 200 cc,hipersensitifitas uterus atau peningkatan tonus,syok ringan,dapat terjadi fetal distress.
c.       Solusio plasenta berat : Perdarahan pervaginam luas > 500 ml,uterus tetanik,syok maternal sampai kematian janin dan koagulopati.

4)         Berdasarkan ada atau tidaknya perdarahan pervaginam
a.       Solusio plasenta yang nyata/tampak (revealed)
Terjadi perdarahan pervaginam,gejala klinis sesuai dengan jumlah kehilangan darah,tidak terdapat ketegangan uterus,atau hanya ringan.
b.      Solusio plasenta yang tersembunyi (concealed)
Tidak terdapat perdarahan pervaginam,uterus tegang dan hipertonus,sering terjadi fetal distress berat. Tipe ini sering di sebut perdarahan Retroplasental.
c.       Solusio plasenta tipe campuran (mixed)
Terjadi perdarahan baik retroplasental atau pervaginam,uterus tetanik.

5)         Berdasarkan luasnya bagian plasenta yang terlepas dari uterus
a.       Solusio plasenta ringan : Plasenta yang kurang dari ¼ bagian plasenta yang terlepas. Perdarahan kurang dari 250 ml.
b.      Solusio plasenta sedang : Plasenta yang terlepas ¼ – ½ bagian. Perdarahan <1000 ml,uterus tegang,terdapat fetal distress akibat insufisiensi uteroplasenta.
c.       Solusio plasenta berat : Plasenta yang terlepas > ½ bagian,perdarahan >1000 ml,terdapat fetal distress sampai dengan kematian janin,syok maternal serta koagulopati.

PATOFISIOLOGI SOLUSIO PLACENTA
1.      Patofisiolgi
-          Perdarahan dapat terjadi dari pembuluh darah plasenta atau uterus yang membentuk hematoma pada desidua,sehingga plasenta terdesak dan akhirnya terlepas. Apabila perdarahan sedikit,hematoma yang kecil itu hanya akan mendesak jaringan plasenta,pedarahan darah antara uterus dan plasenta belum terganggu,dan tanda serta gejala pun belum jelas. Kejadian baru diketahui setelah plasenta lahir,yang pada pemeriksaan di dapatkan cekungan pada permukaan maternalnya dengan bekuan darah yang berwarna kehitam-hitaman.
-          Biasanya perdarahan akan berlangsung terus-menerus karena otot uterus yang telah meregang oleh kehamilan itu tidak mampu untuk lebih berkontraksi menghentikan perdarahannya. Akibatnya hematoma retroplasenter akan bertambah besar,sehingga sebagian dan seluruh plasenta lepas dari dinding uterus. Sebagian darah akan menyeludup di bawah selaput ketuban keluar dari vagina atau menembus selaput ketuban masuk ke dalam kantong ketuban atau mengadakan ektravasasi di antara serabut-serabut otot uterus.
-          Apabila ektravasasinya berlangsung hebat,maka seluruh permukaan uterus akan berbercak biru atau ungu. Hal ini di sebut uterus Couvelaire (Perut terasa sangat tegang dan nyeri). Akibat kerusakan jaringan miometrium dan pembekuan retroplasenter,maka banyak trombosit akan masuk ke dalam peredaran darah ibu,sehinga terjadi pembekuan intravaskuler dimana-mana,yang akan menghabiskan sebagian besar persediaan fibrinogen. Akibatnya terjadi hipofibrinogenemi yang menyebabkan gangguan pembekuan darah tidak hanya di uterus tetapi juga pada alat-alat tubuh yang lainnya.
-          Keadaan janin tergantung dari luasnya plasenta yang terlepas dari dinding uterus. Apabila sebagian besar atau seluruhnya terlepas,akan terjadi anoksia sehingga mengakibatkan kematian janin. Apabila sebagian kecil yang terlepas,mungkin tidak berpengaruh sama sekali,atau juga akan mengakibatkan gawat janin. Waktu sangat menentukan beratnyaa gangguan pembekuan darah,kelainan ginjal,dan keadaan janin. Makin lama penanganan solusio plasenta sampai persalinan selesai,umumnya makin hebat komplikasinya.

2.      Pada solusio plasenta,darah dari tempat pelepasan  akan mencari jalan keluar antara selaput janin dan dinding rahim hingga akhirnya keluar dari serviks hingga terjadilah perdarahan keluar atau perdarahan terbuka. Terkadang darah tidak keluar,tetapi berkumpul di belakang plasenta membentuk hematom retroplasenta. Perdarahan semacam ini disebut perdarahan ke dalam atau perdarahan tersembunyi.
Perdarahan keluar
Perdarahan tersembunyi
  1. Keadaan umum penderita relative lebih baik.
  2. Plasenta terlepas sebagian atau inkomplit.
  3. Jarang berhubungan dengan hipertensi.
a.       Keadaan penderita jauh lebih jelek.

  1. Plasenta terlepas luas,uterus keras/tegang.
  2. Sering berkaitan dengan hipertensi.

Solusio plasenta dengan perdarahan tersembunyi menimbulkan tanda yang lebih khas karena seluruh perdarahan tertahan di dalam dan menambah volume uterus. Umumnya lebih berbahaya karena jumlah perdarahan yang keluar tidak sesuai dengan beratnya syok. Perdarahan pada solusio plasenta terutama berasal dari ibu,namun dapat juga berasal dari anak.
Penyulit terhadap ibu
Penyulit terhadap janin
  1. Berkurangnya darah dalam sirkulasi darah umum
  2. Terjadi penurunan tekanan darah peningkatan nadi dan pernapasan.
  3. Ibu tampak anemis
  4. Dapat timbul gangguan pembekuan darah ,karena terjadi pembekuan intravaskuler diikuti hemolisis darah sehingga fibrinogen makin berkurang dan memudahkan  terjadinya perdarahan (hipofibrinogenemia)
  5. Dapat timbul perdarahan packapartum setelah persalinan karena atonia uteri atau gangguan pembekuan darah
  6. Dapat timbul gangguan fungsi ginjal dan terjadi emboli yang menimbulkan komplikasi sekunder
  7. Timbunan darah yang meningkat dibelakang plasenta dapat menyebabkan uterus menjadi keras,padat dan kaku.
  8. Tergantung pada luasnya plasenta yang lepas dapat menimbulkan asfiksia ringan sampai kematian dalam uterus.


DIAGNOSIS BANDING SOLUSIO PLASENTA DAN PLASENTA PREVIA



Solusio plasenta
Plasenta previa
1.Kejadian

2.Anamnesa







3.Kesadaran umum














4.Palpasi abdomen



5.Denyut jantung janin





6.pemeriksaan dalam
  • Hamil tua
  • Impartu
  • Mendadak
  • Dapat trauma
  • Perdarahan dengan nyeri



  • Tidak sesuai dengan perdarahan
  • Anemis
  • TD,nadi dan pernapasan tidak sesuai dengan perdarahan
  • Dapat disertai dengan preeklampsi/eklampsi


  • Tegang ,nyeri
  • Bagian janin sulit diraba

  • Asfiksia sampai kemtian janin,tergantung lepasnya plasenta

  • Teraba ketuban tegang menonjol
  • hamil tua
  • perlahan,tampa disadari
  • tampa trauma
  • perdarahan dengan nyeri
  • sesuai dengan perdarahan yang tampak 

  • tidak ada
  • lembek,tampa rasa nyeri
  • bagian janin mudah diraba
  • asfiksia – meninggal bila Hb <5 gr%


                 



  • teraba jaringan plasenta

Terlepasnya plasenta sebelum waktunya menyebabkan timbunan darah antara plasenta dan dinding uterus yang menimbulkan gangguan penyulit terhadap ibu dan janin.


CARA MELAKUKAN DETEKSI TERHADAP KEMUNGKINAN SOLUSIO PLASENTA
1.      amannesis,yakni : ibu mengeluh terjadi perdarahan disertai sakit yang tiba-tiba diperut untuk menentukan tempat terlepasnya plasenta. Perdarahan pervaginam dengan berupa darah segar dan bekuan-bekuan darah. Pergerakan anak mulai hebat kemudian terasa pelan dan akhirnya berhenti (tidak bergerak lagi). Kepala pusing,lemas,pucat,pandangan berkunang-kunang,ibu kelihatan anemis tidak sesuai dengan banyaknya darah yang keluar. Kadang0kadang ibu dapat menceritakan trauma.
2.      inspeksi : pasien tampak gelisah,pasien terlihat pucat,sianosis dan keringat dingin,terlihat darah keluar pervaginam.
3.      Pada saat palpasi : didapatkan hasil fundus uteri teraba naik karena terbentukmya retroplasenta hematoma,uterus tidak sesuai dengan kehamilan: uterus teraba tegang dank eras seperti papan disebut uterus in bois (wooden uterus baik waktu his maupun di luar his),nyeri tekan terutama ditempat plasenta,bagian-bagian janin sudah dikenali,karena perut (uterus) tegang.
4.      Auskultasi sulit,karena uterus tegang. Bila denyut jantung janin terdengar biasanya di atas 140 x/menit,kemudian turun dibawah 100 x/menit dan akhirnya hilang biila plasenta yang terlepas dari sepertiganya.
5.      Pada pemeriksaan dalam teraba servik biasanya lebih terbuka atau masih tertutup. Kalau servik sudah terbuka maka ketuban dapat teraba menonjol dan tegang,baik sewaktu his maupun diluar his,kalu ketuban sudah pecah dan plasenta sudah terlepas seluruhnya,plasenta ini akan turun ke bawah dan pemeriksaan disebut prolapsus plasenta.
6.      Hasil pemeriksaan umum : tekanan darah semula mungkin tinggi karena pasien sebelumnya menderita penyakit vaskuler,tetapi lambat laun turun dan pasien jatuh syok,nadi cepat dan kecil filiformis.
7.      Pemeriksaan laboratorium : urin : protein (+) dan reduksi (-),albumin (+) pada pemeriksaan sedimen terdapat silinder dan lekosit. Darah : hemoglobin (Hb) anemi, pemeiksaan golongan darah,kalau bisa cross match tets.
8.      Pemeriksaan plasenta sesudah bayi dan plaseta lahir,maka kita harus memeriksa plasentanya. Biasanya plasenta tampak tipis dan cekung dibagian plasenta yang terlepas (krater) dan terdapat koagulan atau darah dibelakang plasenta yang disebut hematoma retroplasenter.

PENATALAKSANAAN
 Tujuan utama pelaksanaan ibu dengan solusio plasenta,pada prinsipnya adalah anak :
a.       Mencegah kematian ibu
b.      Menghentikan sumber perdarahan
c.       Jika janin masih hidup,mempertahankan dan mengusahakan janin lahir hidup

Prinsip utama penatalaksanaannya antara lain :
a.       Pasien (ibu) dirawat dirumah sakit,istirahat baring dan mengukur keseimbangan cairan
b.      Optimalisasi keadaan umum pasien (ibu),dengan perbaikan: memberikan infuse dan transfuse darah segar
c.       Pemeriksaan laboratorium : hemoglobin,hematokrit,COT(Clot Observation Test/test pembekuan darah),kadar fibrinogen plasma,urine lengkap,fungsi ginjal
d.      Pasien (ibu) gelisah diberikan obat analgetika
e.       Terminasi kehamilan : persalina segera,pervaginam atau section sesarea. Yang tujuannya adalah untuk menyelamatkan nyawa janin dan dengan lahirnya plasenta,berjutuan agar dapat menghentikan perdarahan.
f.       Bila terjadi gangguan pembekuan darah (COT >30 menit) diberikan darah segar dalam jumlah besar dan bila perlu fibrinogen dengan monitoring berkala pemeriksaan COT dan hemoglobin
g.      Untuk mengurangi tekanan intrauterine yang dapt menyebabkan nekrosis ginjal (reflek utero ginjal) selaput ketuban segera dipecahkan

Yang perlu diketahui oleh semua bidan yaitu penanganan di tempat pelayanan kesehatan tingkat dasar ialah mengatasi syok/pre-syok dan mempersiapkan rujukan sebaik-baiknya dan secepat-cepatnya. Mengingat komplikasi yang dapt terjadi yaitu perdarahan banyak dan syok berat hingga kematian,atonia uteri,kelainan pembekuan darah dan oliguria. Maka sikap paling utama dari bidan dalam menghadapi solusio plasenta adalah segera melakukan rujukan ke rumah sakit.

RUJUKAN
Dalam melakukan rujukan,bidan dapat memberikan pertolongan darurat dengan :
a.       Memasang infus
b.      Tampa melakukan pemeriksaan dalam
c.       Menyertakan petugas dalam merujuk pasien
d.      Mempersiapkan donor darah dari keluarga/masyarakat
e.       Mentyertakan keterangan tentang apa yang telah dilakukan dalm pemberian pertolongan pertama.
Section caesaria : indikasi section saesaria dapat dilihat dari sisi ibu dan /atau anak. Tindakan section caesaria dipilih bila persalinan diperkirakan tidak akan berakhir dalam waktu singkat (dengan dilatasi 3-4 cm kejadian solusio plasenta pada nulipara).

PENATALAKSANAAN ASUHAN IBU DI KAMAR BERSALIN
Bidan yang bertugas dikamar bersalin rumah sakit/rumah bersalin dalam menghadapi pasien (ibu) dengan solusio plasenta,dapat melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut :
1.      Abservasi keadaan umum ibu sebelum partus/persalina :
a.       Ukur tekanan darah,nadi,pernapasan setiap ¼ jam sekali
b.      Pemberian oksigen sesuai kebutuhan
c.       Mengukur banyaknya perdarahan yang keluar,periksa hemoglobin
d.      Pasang infuse sesuai dengan keadaan umum ibu
e.       Penyediaan darah secepatnya sebaiknya darah segar dengan jumlah yang telah diperhitungkan dengan perkiraan kehilangan darah
f.       Minta izin operasi
g.      Dilakukan pemeriksaan terst pembekuan darah (COT:Clot Observation Test)
2.      Observasi keadaan umum ibu sesudah partus/persalinan,yang bertujuan untuk :
a.       Mencegah agar tidak terjadi perdarahan pasca persalinan (Hemorhagi postpartum/HPP) dengan :
-          Memasang folley kateter (kolaborasi)
-          Memasang gurita untuk penekanan pada fundus uteri
3.      Mencegah infeksi

PENGELOLAAN
Setiap pasien yang dicurigai solusio plasenta harus dirawat di rumah sakit kerena memerlukan monitoring yang lengkap baik dalam kehamilan maupun persalinan. Pengelolaan pada solusio plasenta adalah sebagai berikut :
1.      Solusi plasenta ringan :
A.    Tidak terdapat renjatan : usia gestasi kurang dari 36 minggu atau taksiran berat fetus kurang dari 2500 gr :
a)      Solusio plasenta ringan dilakukan pengelolaan secara
b)      Ekspektatif meliputi tirah baring
-          Sedative
-          Mengatasi anemia
-          Monitoring keadaan janin dengan kardiotokografi dan USG
-          Serta menunggu persalinan spontan
B.     Aktif dengan mengakhiri kehamilan spontan :
-          Keadaan memburuk
-          Perdarahan berlangsung terus
-          Kontraksi uterus berlangsung
-          Dapat mengancam ibu atau janin
-          Partus pervaginam (aminotomioksitosin infuse)
-          Seksio sesarea bila pelvic skor <5 atau persalinan >6 jam

2.      Solusio plasenta Sedang/berat
a.       Resusitasi cairan
b.      Atasi anemi (transfuse darahpartus pervaginam : bila diperkirakan partus dapat berlangsung dalam 6 jam (amonotomi dan oksitosin)
c.       Partus perabdominal : bila partus pervaginam diperkirakan tidak dapat berlangsung dalam 6 jam
d.      Tidak terdapat renjatan : usia gestasi 37 minggu atau lebih/taksiran berat fetus 2500 gr

3.      Solusio plasenta
Solusio plasenta ringan/sedang/berat : partus perabdominal bila persalinan pervaginam diperkirakan berlangsung lama
A.    Terdapat renjatan : Atasi renjatan,resusitasi caiarn dan transfuse darah.
-          Bila ada renjatan tidak teratasi,upayakan tindakan penyelamatan yang optimal.
-          Bila renjatan tidak dapat teratasi pertimbangkan untuk paartus perabdominal bila janin masih hidup atau bila persalinan diperkirakan berlangsung lama.

TERAPI SPESIFIK
1.      Terhadap komplikasi
a.      Atasi syok
-          Infuse larutan NS/RL untuk restorasi cairan,berikan 500ml dalam 15 menitpertama dan 2 L dalam 2 jam pertama. ( lihat cara mengatasi syok)
-          Berikan transfuse dengan darah segar untuk memperbaiki factor pembekuan akibat koagulopati.
2.      Tatalaksana oliguria atau nekrosis tubuler akut
-          Tindakan restorasi cairan,dapat memperbaiki hemodinamika dan mempertahankan fungsi ekskresi sistema urinaria. Tetepi apabila syok terjadi secara cepat dan telah berlangsung lama (sebelum dirawat) umumnya akan terjadi gangguan fungsi ginjal yang ditandai dengan oliguria (produksi urin < 30 ml/jam). Pada kondisi yang lebih berat dapat terjadi anuria yang mengarah pada nekrosis tubulus renalis.
-          Setelah restorasi cairan,lakukan tindakan untuk mengatasi gangguan tersebut dengan :
a.       Furosemina 40 mg dalam 11kristloid dengan 40-60 tetesan per menit.
  1. Bila belum berhasil,gunakan manitol 500 ml dengan 40 tetesan permenit.

3.      Atasi hipofibrinogenemia
Restorasi cairan/darah sesegera mungkin dapat menghindarkan terjadinya koagulopati.
a)      Lakukan uji beku darah (bedside coagulation test) untuk menilai fungsi pembekuan darah (penilaian tak langsung kadar ambang fibrinogen ).Caranya sebagai berikut :
-          Ambil darah vena 2 ml,masukkan dalam tabung kemudian di observasi,
-          Genggam bagian tabung yang berisi darah,
-          Setelah 4 menit,miringkan tabung untuk melihat lapisan koagulasi di permukaan,
-          Lakukan hal yang sama setiap menit,
-          Bila bagian permukaan tidak membeku dalam waktu 7 menit, maka diperkirakan titer fibrinogen di anggap di bawah nilai normal ( kritis ),
-          Bila terjadi pembekuan tipis yang mudah robek bila tabung dimiringkan,keadaan ini juga menunjukkan kadar fibrinogen di bawah ambang normal,
b)      Bila darah segar tidak dapat segera diberikan,berikan plasma beku segar (15 ml/kgBB).
c)      Bila plasma beku segar tidak tersedia,berikan kriopresipitat fibrinogen.
d)     Pemberian fibrinogen,dapat memperberat terjadinya koagulasi diseminata intravaskuler yang berlanjut dengan pengendapan fibrin,pembendungan mikrosirkulasidi dalam organ-organ vital,seperti ginjal,glandula adrenalis,hipofisis dan otak.
e)      Bila perdarahan masih berlangsung (koagulopati) dan trombosit di bawah 20.000,berikan konsentrat trombosit.

4.      Atasi anemia
  1. Darah segar merupakan bahaan terpilih untuk mengatasi anemia karena disamping mengandung butir-butir darah merah,juga mengandung unsure pembekuan darah.
  2. Bila restorasi cairan telah tercapai dengan baik tetapi pasien masih dalam kondisi anemia berat,berikan packed cell.

5.      Tindakan obstetric
Persalinan di harapkan dapat terjadi dalam 3 jam,umumnya dapat pervaginam.
Seksio sesarea
a.       Seksio sesarea dapat dilakukan apabia :
1.      Janin hidup dan pembukaan belum lengkap,
2.      Janin hidup,gawat janin tetapi persalinan pervaginam tidak dapat dilaksanakan dengan segera,
3.      Janin mati tetapi kondisi servik tidak memungkinkan persalinan pervaginam dapat berlangsung dalam waktu yang singkat. )      
DEFINISI VASA PREVIA
Vasa praevia adalah komplikasi obstetrik dimana pembuluh darah janin melintasi atau berada di dekat ostium uteri internum (cervical os) . Pembuluh darah tersebut berada didalam selaput ketuban ( tidak terlindung dengan talipusat atau jaringan plasenta) sehingga akan pecah bila selaput ketuban pecah.
ETIOLOGY/PATOFISIOLOGI
Vasa previa terjadi bila pembuluh darah janin melintasi selaput ketuban yang berada di depan ostium uteri internum. Pembuluh darah tersebut dapat berasal dari insersio velamentosa dari talipusat atau bagian dari lobus suksenteriata (lobus aksesorius). Bila pembuluh darah tersebut pecah maka akan terjadi robekan pembuluh darah sehingga terjadi eksanguisasi dan kematian janin.

FAKTOR RESIKO
Vasa previa lebih sering terlihat pada insersio velamentosa atau lobus aksesorius dan kehamilan kembar.
DIAGNOSIS VASA PREVIA


1 komentar:

  1. Casino near me - MapyRO
    Casino at 익산 출장마사지 Bow and Arrow 충주 출장마사지 Dr Casino at Bow and Arrow Dr. 777 Bow & 제천 출장안마 Arrow Dr. 777 Arrow Dr. 777 Arrow Dr. 울산광역 출장샵 777 Casino 대구광역 출장안마 Lake Tahoe NV

    BalasHapus