Sabtu, 06 Juni 2015

GANGGUAN PSIKOLOGI PADA MASA PERSALINAN



KATA PENGANTAR

            Terima kasih dan rasa syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME atas segala karunia Nya, Sehingga penulisan Makalah Psikologi Klinik untuk program studi DIII Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta ini dapat terlaksana dengan baik.
            Makalah ini membahas tentang gangguan psikologi pada masa persalinan . Diharapkan dapat memperoleh pemahaman yang sinergis serta pengetahuan yang lebih tentang pengaplikasian di kehidupan sehari-hari.
            Untuk memperlancar proses pembelajaran harapan kami semoga Makalah Psikologi Klinik ini dapat memberikan kontribusi positif bagi pendidikan ilmu kesehatan di lingkungan Universitas Respati Yogyakarta. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung pembuatan Makalah Asuhan Kebidanan. Hal tersebut juga tidak luput dari segala kekurangan, oleh karena itu kami sangat terbuka dengan masukan ,saran, dan kritik yang konstruktif bagi perbaikannya .








                                                                                                                                                i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar           .....................................................................................................       i
Daftar Isi                     .....................................................................................................       ii
BAB I PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang ....................................................................................................       1
B.       Tujuan ..................................................................................................................      1
BAB II PEMBAHASAN
A.    Definisi Gangguan Psikologi Masa Persalinan ....................................................       2
B.       Masa Persalinan ...................................................................................................       4
C.       Peran Bidan Dalam Mengatasi Gangguan Psikologi Masa Persalinan ...............        9
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan ..........................................................................................................      12
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................      13





        
                                                                                                                                                                                                                                      ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.      LATAR BELAKANG
Latar belakang timbulnya penyakit dan komplikasi dapat dijumpai dalam berbagai tingkat ketidakmatangan dalam perkembangan emosional dan psikoseksual dalam rangka kesanggupan seseorang dalam menyesuaikan diri dengan situasi tertentu yang sedang dihadapi, dalam hal ini khususnya ibu pada masa persalinan. Karena rasa nyeri dalam persalinan sejak zaman dahulu sudah menjadi pokok pembicaraan diantara wanita, maka banyak calon ibu yang menghadapi persalinan dengan perasaan takut dan cemas. Tidaklah mudah untuk menghilangkan rasa takut yang sudah berakar dalam itu, akan tetapi dokter dan bidan dapat membantu para wanita yang dihinggapi perasaan takut dan cemas. Dokter dan bidan harus juga menumbuhkan rasa percaya diri dari ibu hamil tersebut bahwa bidan dapat mendampingi ibu saat bersalin. Perubahan psikologis keseluruhan seorang wanita yang sedang mengalami persalinan sangat bervariasi, tergantung pada persiapan dan bimbingan antisipasi yang ibu terima selama mengahadapi persalinan.

B.       TUJUAN
Memenuhi Tugas mata kuliah Psikologi Klinik dalam kebidanan:
·         Mahasiswa mengetahui pengertian gangguan psikologi pada masa persalinan
·         Mahasiswa mengetahui Permasalahan-permasalahan yang terdapat pada masa persalinan
·         Mahasiswa mengetahui Peran seorang bidan dalam mengatasi permasalahan psikologi pada masa persalinan.






                                                                                                                                                1
BAB II
PEMBAHASAN
A.      DEFINISI GANGGUAN PSIKOLOGI PADA MASA PERSALINAN
Saat menghadapi persalinan, terutama untuk wanita yang baru akan memiliki anak pertama merupakan suatu pengalaman baru dan merupakan masa-masa yang sulit bagi seorang wanita. Tidak mengherankan, jika seorang calon ibu yang akan melahirkan pertama kali diselimuti perasaan takut, panik, dan gugup. Kecemasan yang terjadi pada wanita yang akan memiliki bayi, umumnya disebabkan karena mereka harus menyesuaikan diri dengan kebutuhan fisik dan psikologis bayi yang banyak menyita waktu, emosi dan energi, sementara itu seorang wanita tetap dibebani untuk mengurus kebutuhan rumah tangga. Pada saat cemas individu akan sangat sulit untuk menyesuaikan diri baik dengan dirinya sendiri, orang lain, maupun lingkungan. Menjelang persalinan, banyak hal mengkhawatirkan muncul dalam pikiran ibu. Takut bayi cacat, takut harus operasi, takut persalinannya lama, dan sebagainya. Terlebih bila sebelumnya ada teman atau kerabat yang menceritakan pengalaman bersalin mereka, lengkap dengan komentar yang menyeramkan. Alhasil, bukannya tenang, ibu yang hendak melahirkan jadi tambah cemas. Apalagi jika persalinan pertama. “Selain manusia tidak lepas dari rasa khawatir, calon ibu tidak tahu apa yang akan terjadi saat persalinan nanti. Jangankan persalinan pertama, persalinan yang kelima pun masih wajar bila ibu merasa khawatir.”
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kecemasan yang dialami berbeda-beda untuk masing-masing individu. Kecemasan menurut Syarif (2002) dikemukakan sebagai penyakit kecemasan yakni merasa sempit dan penyakit ketakutan. 

                                                                                                                                       2
Yang juga diartikan sebagai perasaan sempit, disertai dengan adanya kelainan pada anggota tubuh dalam melaksanakan fungsinya seperti : detak jantung yang cepat, jiwa merasa sempit, tidak stabilnya alat pencernaan, susunan syaraf dan otot, kacaunya aktivitas pengeluaran dari berbagai kelenjar yang ada di dalam tubuh dan sebagainya. Kecemasan juga mempunyai segi yang disadari seperti rasa takut, terkejut, tidak berdaya, rasa dosa atau bersalah, terancam dan sebagainya. Juga ada segi-segi yang terjadi di luar kesadaran atau tidak jelas, seperti orang merasa takut tanpa mengetahui sebabnya ia menjadi takut dan tidak dapat menghindari perasaan yang tidak menyenangkan itu. Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya rasa takut, cemas dan gelisah adalah diantaranya berkaitan dengan dukungan dari keluarga dan mertua membuat individu merasa lebih diperhatikan dalam menjalani kehamilan. Selain itu pengalaman pernah atau belum mengalami persalinan juga dapat memicu stress psikologis bagi sang ibu. Misalnya, bagi ibu yang belum pernah melahirkan atau dengan kata lain dia baru akan memiliki anak pertama, dia akan merasa sangat cemas dan khawatir tentang seperti apa persalian itu, apakah sangat menyakitkan, apakah sakitnya nanti lama atau tidak dan tentang kondisi bayinya nanti apakah bayinya sehat dan normal atau tidak. Puncak kekhawatiran muncul bersamaan dengan dimulainya tanda-tanda akan melahirkan. Kontraksi yang lama-kelamaan meningkat menambah beban ibu, sehingga kekhawatiran pun bertambah. Pada kondisi inilah perasaan khawatir, bila tidak ditangani dengan baik, bisa merusak konsentrasi ibu sehingga persalinan yang diperkirakan lancar, berantakan akibat ibu panik.
Kekhawatiran yang teramat sangat pun bisa membuat otot-otot, termasuk otot di jalan lahir, bekerja berlawanan arah, karena dilawan oleh ibu yang kesakitan. Akibatnya, jalan lahir menyempit dan proses persalinan berjalan lebih lama dan sangat menyakitkan. Bahkan bisa sampai terhenti.
                                                                                                                                       3
Pengalaman melahirkan pertama kali memberikan perasaan yang bercampur baur antara bahagia dan penuh harapan dengan kekhawatiran tentang apa yang akan dialami semasa persalinan. Kecemasan tersebut muncul karena bayangan tentang hal-hal yang menakutkan saat proses persalinan, walaupun apa yang dibayangkan belum tentu terjadi. Situasi ini menimbulkan perubahan drastis, bukan hanya fisik dan psikologis.

B.       MASA PERSALINAN
1.      Tanda – Tanda Fisik Persalinan
Idealnya ibu telah mengetahui  tanda-tanda persalinan yang akan di jalaninya. Dengan mengetahui proses itu setidaknya peran ibu dapat mempersiapkan diri untuk menyambut peristiwa kehadiran bayi. Lalu apa tanda-tanda persalinan yang harus di ketahui  ibu . . ?
·      Kontraksi rahim
Kontraksi merupakan tanda-tanda awal persalinan akan segera datang dan bersifat teratur. Awal kontraksi muncul setiap 20 menit. Selanjutnya kontraksi akan berlangsung lebih kuat dan semakin lama dan semakin sering.
·      Keluarnya cairan ketuban
Cairan ini biasanya keluar beberapa saat setelah kontraksi, biasanya terasa ada cairan bening yang cukup banyak yang membasahi celana.
·      Munculnya bercak darah
Sebelum dan sesudah terjadinya kontraksi biasanya akan munculbercak darah sebagai tanda menuju proses persalinan.


                                                                                                                                4
2.      Kondisi Psikologis Ibu Menjelang Persalinan
·      Perasaan takut mati
Sekali pun kelahiran merupakan peristiwa fisiologis yang normal namun kenyataannya, persalinan selalu membawa resiko kematian, persalinan juga di sertai adanya pendarahan dan kesakitan luar biasa. Peristiwa ini menimbulkan ketakutan akan kematian baik dirinya atau bayinya. Ketakutan primer adalah ketakutan yang mendalam menjelang kelahiran bayi. Ketakutan menjadi intensif bila orang terdekat ikut panik atau gelisah akan kondisi dirinya. Oleh karena itu, sikap menghibur dan melindungi dari suami dan keluarga sangat di perlukan karena merupakan dukungan moril untuk mengatasi konfilk batin, kegelisahan, dan ketakutan lainnya. Ketakutan primer biasanya datang dengan ketakutan sekunder, seperti kurangnya dukungan suami atau kondisi ekonomi sulit. Ketakutan akan kematian bisa di kurangi dengan mekanisme pertahanan diri yang kuat, seperti persiapan mental menghadapi persalianan dan menghindari konfilk yang serius.
·      Perasaan bersalah
Hal ini berkaitan dengan kehidupn emosi dan cinta kasih yang diterima wanita dari ibunya. Selain itu juga, rasa bersalah berkaitan dengan identifikasi yang di terima ibu hamil. Jika p roses identifikasi menjadi proses yang salah, maka kemungkinan besar mengembangkan mekanisme rasa bersalah atau berdosa kepada ibunya. Keadaan rasa bersalah atau berdosa membuat  ibu semakin lebih takut pada kematian. Salah satu usaha yangdi lakukan ialah meminta ibunya untuk selalu menemaninya sebelum, selama, dan pasca persalinan.


                                                                                                                                5
·      Rasa takut riel
Adalah rasa takut kongkret, seperti ketakutan jikalau anak lahir cacat atau keadaan patologis, takut bayinya akan bernasip buruk karena dosa-dosanya di masa silam, ketakutan akan beban hidup menjadi berat, munculnya elemen-elemen takut yang sangat mendalam dan tak di sadari kalau di pisahkan dengan bayinya dan perasaan takut kehilangan bayi atau rasa perpanjangan rasa takyt sebelumnya.
·      Trauma kelahiran
Biasanya berhubungan dengan ketakutan untuk berpisah dengan anak dari rahimnya, sehingga ada rasa takut dan keengganan yang berlebihan untuk melahirkan banyinya.
Ketakutan ini muncul karena sikap ibu yang berlebihan melindungi bayinya , merasa tidak mampu menjaga bayi di luar rahim, ketakutan meniggalkan bayi dari sisinya seolah-olah tak mampu menjamin keselamatan bayinya. Analogi trauma genital semacam ini merupakan bentuk gangguan seksual neurotis.
·      Halusinasi hipnagogik
Di antara kontraksi kontraksi yang di sertai jug selalu be rlansung interval  istrahat, yaitu waktu selang tidak meraskan sakit. Dengan mendekatnya saat-saat kelahiran
     Bayi, periode interval istirahat semakin pendek dan saat itu biasanya ibu bisa tidur sebentar ( tidur semu ). Saat tidur semu inilah ibu hamil mengalami mimpi dan halusinasi hipnagogik. Halusinasi hipnagogik adalah gambaran – gambaran tanpa di sertai perangsang yang adekuat (cocok,pas) yang berlangsung saat setengah tidur dan setengah jaga. Selama interval rileks ini akan bermunculan konfilk – konfilk batin, tendensi  psikis yang tak terselesaikan masih mengganggu, dan ketenanganan yang mengganggu kelahiran.
                                                                                                                                    6
3.      Reaksi Sikap Ibu Menantikan Kelahiran
Secara umum tipe-tipe reaksi ibu hamil menjelang kelahiran yaitu:
·      Pasif secara total
Memiliki ciri sejak awal dia menerima kehamilan dan proses persalinan itu adalah normal, tidak cemas dan dia tidak terlalu takut mendengar nasihat atau sugesti dari bidan atau dokter.
Namun ketika merasakan sakit yang sesungguhnya, dia akan menjadi marah, tidak sabaran dan selalu menuntut segera kehadiran bidan atau dokter.
·      Hiperpasif
Selama masa kehamilan bumil sama sekali tidak menyadari kehamilannya sudah matang, tidak mau bertanggung jawab segala perubahan yang terjadi selama hamil dan merasa diperutnya ketepatan ada janin. Dia merasa tidak perlu mengetahui mendetail mengenai kehamilannya karena dianggap tidak berguna. Semuanya ini merupakan urusan dari suami ataupun ibunya dia masih senang berprilaku seperti anak-anak dan memusatkan minat pada bentuk ketakutan dan bentuk kesakitan jasmani. Bentuk tingkah laku dari wanita hiperpasif adalah: selalu bergantung penuh pada ibu atau pengganti ibunya, menyuruh suaminya melakukan tugas-tugasnya tingkah laku infantil (anak-anak) dan banyak mengeluh, jika hamilnya sudah matang dia tidak sadar, kelahiran dianggapnya sebagai peristiwa menakjubkan (magis), merasa tidak taktut mati, dan mengharpkan ibunya terus menemani dirinya.
·      Pasif menyerah
Ciri wanita pasif menyerah biasanya tidak mammpu atau malas bekerja sama sehingga memperlambat proses melebarnya rahim dan saluran vagina.
                                                                                                                                7
Kondisi ini menyebabkan kontraksi-kontraksi menjadi lemah. Bahkan berhenti secara total proses persalinan dan macet total. Biasanya keadaan ini harus di bantu dengan proses pembedahan caesar.                                                            
·      Aktif secara total
Wanita aktif ialah kebalikan dari wanita pasif secara total dan di tandai dengan semakin tingginya tingkat kegelisahannya saat-saat mendekati proses persalinan dan meningkatkan berbagai  macam aktivitas sehari-hari. Semua kegelisahan dan implus-implus untuk terus aktif biasanya di rasionalisasikan sebagai satu metode untuk mempersingkat penantianya dalam persalinan.
·      Hiperaktif total
Wanita yang hiperaktif secara total atau sangat aktif yang berlebihan biasanya mereka akan berusaha melepaskan diri dari ritme kelahiran normal. Ia berupaya mengatur sepenuhnya irama kontraksi – kontraksi  rahim.
·      Hipermaskulin
Merupakan tipe wanita yang bersifat kejantanan ekstrim dan sejak semula kehamilannya selalu berubah – ubah antara keinginan instingtif untuk memiliki anak dengan ke engganan memiliki anak, karena di anggap mengganggu atau menghambat karirnya. Kehidupan emosinya senantiasa di goyah perasaan kerinduan dan kebencian terhadap anak. Kedua gejala ini memuncak menjadi suatu gejala neurotis yang obsesif. Dampak buruk dari sikap hipermaskulin yaitu tidak memiliki kepercayaan diri, sering mengalami gangguan syaraf, dan sakit di epal atau migren, sering mengalami-mengalami konfilk batin, dan mengalami konfilk hipermaskulin dan feminitasnya.

8
·      Kompleks maskulin
Merupakan tipe wanita yang menganggap bahwa persalinan itu adalah tugas penghinaan, di paksakan oleh alam, sebagai ketidak adilan, pembalasan, sikap menolak penderitaan, dan kesakitan melahirkan bayi, menuntut kelahiran operasi, memaksa bidan atau dokter  untuk merawat sepenuhnya dan secepat mugkin persalinan, dan menuntut berbagai fasilitas lain dalam proses persalinannya.

C.      PERAN BIDAN DALAM MENGATASI GANGGUAN PSIKOLOGI PADA MASA PERSALINAN
Pendekatan komunikasi terapeutik pada ibu dengan gangguan psikologi yang berhubungan dengan persalinan. Kegiatan komunikasi terapeutik pada ibu melahirkan merupakan pemberian bantuan pada ibu yang akan melahirkan dengan kegiatan bimbingan proses persalinan.
a.     Tujuan komunikasi terapeutik pada ibu dengan gangguan psikologi saat persalinan :
Ø  Membantu pasien memperjelas serta mengurangi beban perasaan dan pikiran selama proses persalinan.
Ø  Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk pasien
Ø  Membantu mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan diri sendiri untuk kesejahteraan ibu dan proses persalinan agar dapat berjalan dengan semestinya.
Ø  Pendekatan komunikasi terapeutik pada ibu dengan gangguan psikologi saat persalinan
Ø  Menjalin hubungan yang mengenakkan (raport) dengan klien. Bidan menerima klien apa adanya dan memberikan dorongan verbal yang positif.
-       Kehadiran
Kehadiran merupakan bentuk tindakan aktif ketrampilan yang meliputi mengatasi semua kekacauan/kebingungan, memberikan perhatian total kepada klien. bidan dalam memberikan pendampingan klien yang bersalin difokuskan secara fisik dan psikoligis.

                                                                                                                                9
Bidan juga harus memastikan bahwa klien mempunyai pendamping yang disukai. Pendamping yang mendukung , dapat membantu klien berani menghadapi ketakutan dan rasa sakit, serta menghilangkan rasa kesepian dan stres. Bila memungkinkan anjurkan pendamping untuk mengambil peran aktif dalam asuhan. Pendamping dimintai agar duduk dibagian atas tempat tidur untuk memberi kesempatan pendamping menunjukan perhatian serta kasih sayang kepada klien tersebut.
-       Mendengarkan
Bidan selalu mendengarkan dan memperhatikan keluhan klien.
-       Sentuhan dalam pendampingan klien yang bersalin
Komunikasi non verbal kadang-kadang lebih bernilai dari pada kata-kata. Sentuhan bidan terhadap klien akan memberikan rasa nyaman dan dapat membantu relaksasi, misalnya: ketika muncul his, klien merasa kesakitan, kemudian bidan memberikan sentuhan dan usapan pada bagian lumbalis klien. Hal tersebut akan memberi rasa nyaman pada klien.
-       Memberikan informasi tentang kemajuan persalinan
Hal ini diupayakan untuk memberi rasa percaya diri bahwa klien dapat menyelesaikan persalinan.Pemahamanmengenai situasi dan penatalaksanaannya dapat mengurangi kecemasan dan dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi apa yang terjadi selanjutnya. Misalnya, bidan menggunakan kata-kata yang dapat memberikan gambaran kemajuan persalinan “bu, sekarang jalan lahirnya sudah mulai membuka, setelah pembukaan mencapai 10 cm nanti ibu boleh meneran kalau merasa sakit atau ingin buang air besar”. Memandu persalinan dengan memandu instruksi khusus tentang bernafas, berelaksasi dan posisi postur tubuh. Misalnya, bidan meminta klien ketika ada hiks untuk meneran, “bu, kalau perut kencang, ibu berpegangan pada suami atau pada saya lalu ibu meneran seperti buang air besar”. Ketika hiks hilang bidan mengatakan “silahkan ibu bernapas panjang dan rileks”.
-       Mengadakan kontak fisik dengan klien
Kontak fisik dapat dilakukan dengan menggosok punggung , memeluk dan menyekat keringat serta membersihkan wajah klien.

                                                                                                                                10

-       Memberikan pujian
Pujian diberikan kepada klien atas usaha yang telah dilakukannya. Misalnya, bidan mengatakan “ibu pintar sekali menerannya, sebentar lagi putranya akan lahir”.
-       Memberikan ucapan selamat pada klien atas kelahiran putranya dan menyatakan ikut berbahagia.
Komunikasi terapeutik pada ibu dengan gangguan psikologi saat persalinan dilaksanakan oleh bidan dengan sikap sebagai orangtua dewasa, karena suatu ketika bidan harus memberi nasehat dan suatu saat bidan harus memberikan pertimbangan.

















                                                                                                                                    11

BAB III
PENUTUP
A.           KESIMPULAN
Dari pembhasan yang telah kami buat dapat disimpukaln setiap proses persalinan normal akan trjadi perubahan yang cukup signifikan mulai dari tekanan darah, suhu denyut jantung, kontraksi uterus, ketuban pecah, terbentuknya segmen atas dan bawah rahim. Selain perubahan fisiologis juga terjadi perubahan psikologis diantaranya ibu merasa cemas dan takut, takut persalinannya tidak normal, apakah bayi yang akan dilahirkan baik-baik saja. Hingga kegangguan psikologi yang berat. Tentu pada klien yang satu dan yang lainnya tidaklah sama.
Oleh karena itu peran kita sebagai bidan membantu dan mendampingi klien kita dalam persalinan, jika terjadinya gangguan psikologis misalnya ibunya ketakutan kita dapat membantu dengan komunikasi terapeutik. Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang mendorong proses penyembuhan klien. Dalam pengertian lain mengatakan bahwa komunikasi terapeutik adalah proses yang digunakan oleh bidan memakai pendekatan secara sadar dan dipusatkan pada klien.







                                                                                                                                                12
DAFTAR PUSTAKA
Suryani, Eko dan Widayasih, Hesty.2008.Psikologi Ibu dan Anak. Fitramaya. Yogyakarta.
Pieter, Herri Z dan kawan-kawan.2010.Pengantar Psikologi untuk Kebidanan. Kencana Predana Media Group. Jakarta.
www.ibudanbalita.net                                                                   
www.scribdpsikologismasapersalinan.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar